Waktunya dah segera tiba.
Nerves bgt.
Agk deg2an jg...
Minggu, 01 Maret 2009
Sabtu, 28 Februari 2009
IV. Implikasi dalam masyarakat
IV. Implikasi dalam masyarakat
Cerpen yang ditulis oleh Putu Wijaya yang berjudul "Moksa" mempunyai kisah yang sering terjadi didalam lingkungan masyarakat kita. Seorang anak menjadi pecandu narkoba karena kurangnya pengawasan dari orang tuanya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Tokoh dalam cerpen ini terkesan nyata dan tidak dibuat-buat karena sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Banyak hal yang dapat kita teladani dalam cerpen ini, contohnya sikap dokter Subianto yang selalu menanamkan sikap percaya pada Moksa bahwa Moksa dapat keluar dari narkoba. Sikap dari tokok Moksa yang ingin memperbaiki hidup dan dirinya. Serta istri dokter Subianto yang sangat menyayangi keluarganya. Oleh karena itu cerita ini cocok untuk semua kalangan.
Cerpen yang ditulis oleh Putu Wijaya yang berjudul "Moksa" mempunyai kisah yang sering terjadi didalam lingkungan masyarakat kita. Seorang anak menjadi pecandu narkoba karena kurangnya pengawasan dari orang tuanya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Tokoh dalam cerpen ini terkesan nyata dan tidak dibuat-buat karena sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Banyak hal yang dapat kita teladani dalam cerpen ini, contohnya sikap dokter Subianto yang selalu menanamkan sikap percaya pada Moksa bahwa Moksa dapat keluar dari narkoba. Sikap dari tokok Moksa yang ingin memperbaiki hidup dan dirinya. Serta istri dokter Subianto yang sangat menyayangi keluarganya. Oleh karena itu cerita ini cocok untuk semua kalangan.
g. Amanat
g. Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Amanat yang terdapat pada cerpen "Moksa" ini adalah orang tua mempunya peran penting dalam mengawasi putra-putrinya sehubungan dengan pergaulan bebas dan peredaran narkoba di jaman yang serba bebas ini. Selain itu, kita harus menumbuhkan sikap saling percaya diantara anggota keluarga. Karena kepercayaan itu baru bekerja, kalau kita terlebih dahulu percaya. Setelah mendapatkan sebuah kepercayaan, kita wajib untuk menjaga kepercayaan itu. Amanat terakhir yang ada dalam cerpen ini adalah selalu memaafkan kesalahan dan memberi kesempatan orang lain untuk memperbaiki kesalahan yang diperbuat.
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Amanat yang terdapat pada cerpen "Moksa" ini adalah orang tua mempunya peran penting dalam mengawasi putra-putrinya sehubungan dengan pergaulan bebas dan peredaran narkoba di jaman yang serba bebas ini. Selain itu, kita harus menumbuhkan sikap saling percaya diantara anggota keluarga. Karena kepercayaan itu baru bekerja, kalau kita terlebih dahulu percaya. Setelah mendapatkan sebuah kepercayaan, kita wajib untuk menjaga kepercayaan itu. Amanat terakhir yang ada dalam cerpen ini adalah selalu memaafkan kesalahan dan memberi kesempatan orang lain untuk memperbaiki kesalahan yang diperbuat.
Gaya bahasa / majas
f. Gaya bahasa / majas
Gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang tumbuh atau hidup dalam hati penulis dan yang sengaja atau tidak menimbulkan perasaan yang tertentu dalam hati.
Majas yang terdapat dalam cerpen "Moksa" antara lain :
1. Majas hiperbola
Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan secara berlebihan.
Contoh :
Padahal kemaren merengek-rengek minta uang bulanannya ditambahin 100 ribu, sebab ada kawannya yang ulang tahun.
Tapi dia berusaha dengan cucur-keringatnya sendiri.
Melayang seratus ribu rupiah dalam sekejap.
2. Majas metafora
Majas metafora adalah gaya bahasa yang memperbandingkan suatu benda dengan benda lain secara langsung.
Contoh :
Anda sudah boleh melakukan apa saja dan makan apa saja sekarang, asal jangan berlebihan seperti pejabat-pejabat yang KKN itu.
Mobilnya meluncur seperti kesetanan.
3. Majas repetisio
Majas repetisio adalah gaya bahasa yang cara menggunakannya dengan mengulang kata-kata tertentu beberapa kali.
Contoh :
Kenapa kamu gembira sekali, padahal kamu harusnya marah besar sebab tidak jadi ke Planet Hollywood, sebab tidak ada yang mengantar.
Aku harus, harus, harus, harus bicara pada Moksa secara blak-blakan, serius, dan keras.
4. Majas metonomia
Majas metonomia adalah gaya bahasa yang dipakai dengan menggantikan benda yang dimaksud dengan sepatah kata, atau sebuah nama yang berasosiasi dengan benda yang dimaksud.
Contoh :
Di atas tangan itu Subianto melihat bungkusan plastik dengan bubuk jahanam.
Bubuk jahanam adalah narkoba.
Gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang tumbuh atau hidup dalam hati penulis dan yang sengaja atau tidak menimbulkan perasaan yang tertentu dalam hati.
Majas yang terdapat dalam cerpen "Moksa" antara lain :
1. Majas hiperbola
Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan secara berlebihan.
Contoh :
Padahal kemaren merengek-rengek minta uang bulanannya ditambahin 100 ribu, sebab ada kawannya yang ulang tahun.
Tapi dia berusaha dengan cucur-keringatnya sendiri.
Melayang seratus ribu rupiah dalam sekejap.
2. Majas metafora
Majas metafora adalah gaya bahasa yang memperbandingkan suatu benda dengan benda lain secara langsung.
Contoh :
Anda sudah boleh melakukan apa saja dan makan apa saja sekarang, asal jangan berlebihan seperti pejabat-pejabat yang KKN itu.
Mobilnya meluncur seperti kesetanan.
3. Majas repetisio
Majas repetisio adalah gaya bahasa yang cara menggunakannya dengan mengulang kata-kata tertentu beberapa kali.
Contoh :
Kenapa kamu gembira sekali, padahal kamu harusnya marah besar sebab tidak jadi ke Planet Hollywood, sebab tidak ada yang mengantar.
Aku harus, harus, harus, harus bicara pada Moksa secara blak-blakan, serius, dan keras.
4. Majas metonomia
Majas metonomia adalah gaya bahasa yang dipakai dengan menggantikan benda yang dimaksud dengan sepatah kata, atau sebuah nama yang berasosiasi dengan benda yang dimaksud.
Contoh :
Di atas tangan itu Subianto melihat bungkusan plastik dengan bubuk jahanam.
Bubuk jahanam adalah narkoba.
Langganan:
Postingan (Atom)